Kalau kamu punya anak kecil di rumah, pasti udah nggak asing lagi dengan penyakit yang satu ini: muntaber alias muntah dan berak (diare). Meski terdengar “biasa aja”, sebenarnya muntaber bisa jadi kondisi serius, apalagi kalau terjadi pada anak-anak. Kenapa? Karena tubuh mereka masih rentan dan lebih cepat mengalami dehidrasi.
Yuk, kita bahas lebih dalam tentang bahaya muntaber, gejala yang perlu diwaspadai, dan tentu saja cara mencegahnya dengan langkah yang simpel tapi efektif.
Apa Itu Muntaber?
Muntaber adalah istilah umum untuk kondisi di mana seseorang mengalami muntah dan diare secara bersamaan. Dalam dunia medis, ini sering dikaitkan dengan gastroenteritis, yaitu peradangan pada saluran pencernaan yang biasanya disebabkan oleh:
- Infeksi virus (seperti rotavirus)
- Infeksi bakteri (seperti E. coli atau salmonella)
- Parasit
- Keracunan makanan
- Atau bahkan alergi makanan
Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terkena, karena sistem imun mereka masih berkembang dan kebiasaan cuci tangan belum konsisten.
Kenapa Muntaber Bisa Berbahaya untuk Anak?
Masalah utamanya adalah dehidrasi. Saat anak terus-menerus buang air dan muntah, cairan tubuhnya akan cepat terkuras. Ini bisa menyebabkan:
- Tubuh lemas dan lesu
- Mulut kering, mata cekung
- Tidak buang air kecil sama sekali dalam beberapa jam
- Demam tinggi atau kejang akibat kekurangan elektrolit
- Syok hipovolemik (penurunan volume darah yang bisa fatal kalau tidak segera ditangani)
Dan bahayanya, anak-anak sering belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Jadi, penting banget buat orang tua sigap mengenali gejalanya lebih awal.
Gejala Muntaber yang Harus Diwaspadai
Beberapa tanda anak kamu mungkin mengalami muntaber antara lain:
- Muntah berulang lebih dari 2–3 kali dalam sehari
- Buang air besar cair lebih dari 3 kali
- Demam disertai menggigil
- Perut kembung atau nyeri
- Tidak nafsu makan dan tampak lemas
Kalau anak udah mulai tidak bisa minum, terus tidur atau mengantuk berlebihan, bahkan tampak kebiruan, jangan tunda segera bawa ke fasilitas kesehatan.
Pencegahan Muntaber: Dimulai dari Kebiasaan Sehari-hari
Kabar baiknya, muntaber bisa dicegah dengan beberapa kebiasaan sederhana, terutama yang berhubungan dengan kebersihan dan makanan. Ini beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu terapkan di rumah:
1. Biasakan Cuci Tangan Pakai Sabun
Ajari anak cuci tangan sebelum makan, setelah dari toilet, dan setelah bermain di luar rumah. Bisa juga sambil nyanyi lagu biar seru dan jadi kebiasaan.
2. Jaga Kebersihan Makanan
Pastikan makanan yang dikonsumsi anak matang sempurna. Hindari makanan dari luar yang belum jelas higienitasnya. Sayuran dan buah harus dicuci bersih.
3. Perhatikan Kebersihan Botol Susu atau Peralatan Makan
Botol susu yang tidak dibersihkan dengan benar bisa jadi sarang bakteri. Rebus atau sterilkan secara rutin.
4. Pastikan Air Minum Aman
Gunakan air matang atau air yang sudah disaring untuk minum dan membuat susu. Kalau memungkinkan, pakai air mineral kemasan terpercaya.
5. Vaksinasi Rotavirus
Di Indonesia, vaksin rotavirus belum masuk program wajib nasional, tapi sangat disarankan untuk diberikan. Vaksin ini efektif mencegah muntaber akibat infeksi virus rotavirus yang sering menyerang bayi dan balita.
Peran Madu Buah Tin dalam Pemulihan dan Penguatan Imunitas Anak
Saat anak mulai pulih dari muntaber, tubuhnya butuh bantuan untuk kembali bertenaga. Nah, di fase ini, pemberian makanan dan minuman yang lembut, bergizi, dan alami jadi kunci.
Di sinilah peran nutrisi alami jadi sangat penting, madu buah tin bisa jadi salah satu dukungan terbaik untuk bantu anak pulih lebih cepat. Kombinasi madu dan buah tin punya manfaat alami untuk:
- Mengisi ulang energi secara alami berkat kandungan glukosa dan fruktosa yang mudah diserap tubuh.
- Memperkuat daya tahan tubuh, karena kaya antioksidan dan vitamin.
- Menyeimbangkan mikrobiota usus lewat prebiotik alami dari buah tin, yang bantu memperbaiki flora usus pasca diare.
- Mengurangi peradangan ringan di saluran pencernaan yang bisa terjadi akibat muntaber.
Yang paling penting, rasanya manis alami, jadi lebih mudah diterima anak saat mulai kembali makan atau minum. Bisa dicampur ke air hangat, bubur, atau smoothies yang praktis dan tetap alami. Tapi jangan lupa ya untuk hindari pemberian madu pada anak di bawah 1 tahun, karena sistem pencernaannya belum siap.
Apa yang Harus Dilakukan Kalau Anak Terkena Muntaber?
- Tetap tenang. Panik justru bikin penanganan nggak maksimal.
- Berikan cairan rehidrasi oral (seperti oralit) secara bertahap dan sedikit demi sedikit.
- Jangan langsung pakai obat diare atau anti muntah tanpa anjuran dokter. Obat tersebut bisa menutup gejala penting.
- Pantau kondisi anak setiap jam. Kalau ada tanda dehidrasi berat, segera ke rumah sakit.
- Saat membaik, mulai berikan makanan lunak dan mudah dicerna.
Lebih Baik Cegah daripada Panik
Muntaber memang sering terdengar “sepele”, tapi dampaknya bisa serius, apalagi pada anak-anak. Jangan tunggu anak kamu lemas dulu baru ambil tindakan.
Mulailah dari hal-hal kecil seperti cuci tangan, makan bersih, dan jaga daya tahan tubuh. Edukasi anak sejak dini soal kebersihan juga penting banget.
Dan ingat, pemulihan juga butuh dukungan nutrisi alami yang bantu tubuh anak bangkit kembali, lebih cepat dan lebih kuat. Karena saat anak sehat, rumah pun terasa lebih hangat.